KATA PENGANTAR
Segala puji
dan rasa syukur saya persembahkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-nya ,sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. pada kesempatan
ini tak lupa saya ucapkan terimah kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran yang
bersangkutan
Dalam
penyusunan makalah ini, saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penyajian data, bahasa maupun
sistematika pembahasannya. saya juga mengharpkan masukan atau kritikan maupun
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya di masa yang akan datang
Demikianlah
yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini Mudah-mudahan dengan adanya
makalah ini sedikit banyaknya dapat membawa manfaat kepada kita semua.
Tulungagung, November 2016
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
2.
RUMUSAN MASALAH
3.
TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGEMBANGAN
PRODUK BARU DAN DAUR HIDUP PRODUK
A. Pengertian
Pengembangan Produk Baru
B. Proses
pengembangan Produk Baru
C. Syarat
keberhasilan pengembangan produk baru
D. Stretegi
Siklus Hidup Produk
2.
PRODUK DAN
STRATEGI PENENTUAN MEREK
A. Pengertian produk
B. Tingkat produk
C. Klasifikasi produk
D. Klasifikasi barang konsumsi
E. Klasifikasi barang industry
F. Keputusan produk dan jasa
BAB III
KESIMPULAN
E.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG
Pemasaran adalah suatu proses dan
manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk
yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut
penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen. Pemasaran
merupakan suatu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para perusahaan
baik itu perusahaan barang atau pun perusahaan jasa dalam rangka mengembangkan
usahanya, untuk memperoleh laba, serta untuk mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya tersebut.
Saat ini, kegiatan dalam bidang pemasaran memiliki
peranan yang penting dalam dunia bisnis, hal ini disebakan karena pemasaran
merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dimana perusahaan
berhubungan langsung dengan konsumen. Kegiatan pemasaran ini harus memberikan
kesan yang baik di mata konsumen, dimana perusahaan harus memberikan layanan
serta hasil produk berupa barang dan jasa yang terbaik sehingga dapat
memberikan kepuasan kepada para konsumen, karena kepuasan konsumen menjadi
tolak ukur serta keberhasilan perusahaan dalam mengasilkan produk yang
berkualitas dan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Peranan
pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan
konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran
adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai kepada pelanggan,
menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan
secara efektif dan efisien serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan
tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukannya manajemen
yang baik dalam pemasaran pada suatu perusahaan. Manajemen pemasaran adalah
suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan
mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan
kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi
secara efesien dan efektif. Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan
menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan
lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk
merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi.
Pada umumnya tujuan dari didirikannya suatu perusahaan
adalah untuk mencari laba semaksimal mungkin serta usaha yang berkesinambungan.
Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut sangat dipengaruhi
oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya. Perusahaan dapat menjual
produknya dengan harga yang menguntungkan pada tingkat kualitas yang
diharapkan, akan mampu mengatasi tantangan dari para pesaing terutama dalam
bidang pemasaran. Oleh karena itu untuk menarik konsumen melakukan pembelian
maka perusahaan harus bisa menerapkan suatu strategi pemasaran yang tepat
sesuai dengan kondisi pasar yang dihadapi.
Dari penjabaran penjelasan di atas, perusahaan sangat
perlu untuk mengetahui lebih mendalam tentang manajemen pemasaran baik itu
konsep pemasaran, lingkungan pemasaran, pasar konsumen, pasar produsen,
segmentasi, targeting, positioning, startegi produk, dan silkus hidup produk,
seperti yang akan di bahas lebih lanjut dalam makalah ini
2.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
Pengembangan
Produk Baru Dan Daur Hidup Produk?
2.
Bagaimana
Pengertian
Pengembangan Produk Baru?
3.
Bagaimana
Proses
Pengembangan Produk Baru?
4.
Bagaimana
Syarat
Keberhasilan Pengembangan ?Produk
Baru
5.
Bagaimana
Stretegi
Siklus Hidup Produk?
6.
Bagaimana
Produk Dan Strategi Penentuan Merek ?
7.
Bagaimana
Pengertian Produk?
8.
Bagaimana
Tingkatan produknya ?
9.
Bagaimana
Klasifikasi Produk?
10.
Bagaimana
Klasifikasi Barang Konsumsi?
11.
Bagaimana
Klasifikasi Barang Industry?
12.
Bagaimana
Keputusan Produk Dan Jasa ?
3. TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui Pengembangan Produk Baru Dan Daur Hidup Produk
2.
Untuk
mengetahui Pengertian Pengembangan Produk Baru
3.
Untuk
mengetahui Proses Pengembangan Produk Baru
4.
Untuk
mengetahui Syarat Keberhasilan Pengembangan Produk Baru
5.
Untuk
mengetahui Stretegi Siklus Hidup Produk
6.
Untuk
mengetahui Produk Dan Strategi Penentuan Merek
7.
Untuk
mengetahui Pengertian Produk
8.
Untuk
mengetahui Tingkatan produknya
9.
Untuk
mengetahui Klasifikasi Produk
10.
Untuk
mengetahui Klasifikasi Barang Konsumsi
11.
Untuk
mengetahui Klasifikasi Barang Industry
12.
Untuk
mengetahui Keputusan Produk Dan Jasa
13.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGEMBANGAN
PRODUK BARU DAN DAUR HIDUP PRODUK
A.
Pengertian
Pengembangan Produk Baru
Kotler dan Amstrong (2008) mendefiniskan
pengembangan produk baru yaitu :
“pengembangan produk baru adalah pengembangan dari
produk orisinil, peningkatan produk, modifikasi produk melalui usaha Riset
Development (R&D) perusahaan sendiri.”
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), ada dua cara
memperoleh produk baru yaitu :
1.
Membeli
seluruh perusahaan , hak paten, atau mengambil lisensi dan produk orang lain
2.
Mengenmbangkan
produk baru (new product development)
Pengembangann produk sering mengalami
kegagalan, antara lain :
1.
Produk
aktual didesain dengan buruk
2.
Produk
salah diposisikan , diluncurkan pada waktu yang salah, harga terlalu tinggi,
atau dilakukan dengan buruk
3.
Biaya
pengembangan lebih besar
4.
Perlawanan
pesaing lebih gencar
B.
Proses
pengembangan Produk Baru
Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan delapan tahap
pengembangan produk baru, yaitu sebagai berikut :
Penciptaan
Ide
|
Penyaringan
Ide
|
Pengembangan dan
Pengujian Konsep
|
Pengembangan
strategi pemasaran
|
Analisis bisnis
|
Pengembangan
Produk
|
Pemasaran
uji
|
Komersialisasi
|
Penjelasan :
1.
Penciptaan
Ide (Idea Generation)
Tahap awal dari proses pengembangan
produk baru adalah penciptaan ide. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber,
yaitu pelanggan, ilmuwan, pesaing, salesman perusahaan, distributor, ataupun
manajemen puncak.
Untuk memunculkan ide konsep poduk baru,
ada bebeapa hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut :
a.
Kebutuhan
dan keinginan konsumen terus dipantau untuk memperoleh inormasi tentang hal-hal
yang harus dilakukan untuk menciptakan gagasan-gagasan yang jitu
b.
Para
ilmuwan merupakan sumber ide yang menarik, tetapi diperlukan seleksi yang
teliti
c.
Pesaing
yang telah menciptakan dan meluncurkan ide – ide baru serta produk-produk yang
diciptakan dan diluncurkan pesaing tersebut perlu diinovasi. Banyak perusahaan
melakukan peniruan, tetapi dengan cara menyempurnakan atau menjadikan produknya
memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan prosuk pesaing
d.
Sumber
ide akan dapat dijadikan suatu produk baru yang memiliki keunggulan bersaing
Selanjutnya,
dilakukan cara untuk mengembangkan konsep produk tersebut. Ada beberapa teknik
atau pendekatan yang dilakukan. Salah satu diantaranya adalah mengidentifikasi
kebutuhan konsumen atau menganalisis struktur manfaat, yaitu meneliti manfaat
yang dinginkan konsumen dan sejauh mana penerimaan konsumen sehingga peluang –
peluang baru dapat ditetapkan
2.
Penyaringan
Ide (Idea Screening)
Masalah
penyaringan ide bukan hanya memilih salah satu ide yang tepat. Ide tersebut
hanya disesuaikan dengan tujuan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Dalam
penyaringan ide (idea screening), manajemen harus dapat menghindari dua macam
kesalahan berikut :
a.
Kesalahan
membuang (a drop-error), yaitu mrninggalkan ide – ide yang baik
Misalnya
, manajemen eksekutif penerbit “ SAHID” mengetahui dan melihat suatu peluang
bahwa setelah pemerintah memutuskan untuk memperbanyak buku bacaan bagi
anak-anak sekolah, diperlukan naskah (tulisan) yang sesuai dan menarik untuk
anak serta bersedia membeli buku – buku tersebut dalam jumlah banyak. Manajer
penerbit memiliki kerabat (penulis) yang mempunyai kemampuan untuk itu, tatapi
tidak segera memanfaatkan peluang tersebut. Tampaknya ia terlalu berhati –
hati, ragu-ragu atau mungkin juga tidak bisa menerbitkan buku bacaan tersebut
sehingga kurang perhatiaan. Akhirnya , penerbit lain memanfaatkan peluang
tersebut. Timbulah penyesalan, peluang yang begitu bagus erbuang
b.
Tancap
terus (a go error), yaitu mengembangkan ide – ide yang tidak baik.
Kesalahan
tersebut dapat berupa sebagai berikut :
1)
Kegagalan
produk mutlak (an absolute product failure)
Hal
ini dapat diketahui karena hasil penjualan tidak dapat menutupi biaya variabel
2)
Kegagalan
sebagian produk (a partial product failure)
Perusahaan
tidak gagal mutlak, tetapi hasil penjualan produk baru tersebut hanya dapat
menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap
3)
Kegagalan
relatif (a relative product failure), yaitu hasil penjualan tidak mencapai
target rate of return dan lebih keci daripada pengembalian investasi
Untuk menyaring
ide tersebut , perusahaan harus menyesuaikan ide – ide yang ada dengan tujuan –
tujuan yang dikehendaiki. Salah satu caranya adalah dengan menilai ineks
tertimbang, artinya faktor – faktor yang akan memengaruhi peluncuran produk
tersebut diberi bobot penilaian dan akhirnya diambil suatu kesimpulan apakah
gagasan itu benar – benar menyakinkan
3.
Pengembangan
dan pengujian konsep (concept Development and Testing)
ide
yang telah lolos dari penyaringan dibuat menjadi konsep produk yang
dikembangkan dan dilakukan pengujiannya. Kelompok konsumen akan memanfaatkan
produk tersebut dan memanfaatkan berbagai hal yang akan dipeolehnya sehingga ia
menerima prosuk tersebut. Selanjutnya, menentukan posisi produk dan merk
produk. Meramalkan atau membandingkan konsep produk baru tersebut dengan produk
lain yang bersaing untuk menentukan produk yang paling berkesan pada konsumen,
terutama bagi pembeli potensial. Pengembangan dan pemhujian konsep ini harus
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diketahui reaksi dan pembeli potensial
terhadap jenis produk, jasa atau ide.
Dalam pengujian dan pengembangan konsep,
setelah menerima inormasi, manajer produk mengukur dimensi produk dengan memina
konsumen menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut.
a.
Keampuan
untuk dikomunikasikan dan dipercayai. Apakah manfaat konsep tersebut dapat
dikomunikasikan dan dapat dipercaya ?
b.
Tingkat
kebutuhan. Apakah anda (konsumen) menganggap produk menyelesaikan masalah atau
memenuhi kebutuhan anda (konsumen)?
c.
Tingkat
kesenjangan. Apakah prosuk lain saat lain memnuhi kebutuhan ini aau memuaskan anda ?
d.
Persepsi
nilai. Apakah biaya tersebut masuk akal dalam hubungannya dengan nilainya ?
e.
Maksud
pembelian. Apakah anda (konsumen) akan membeli poduk tersebut? (pasti,mungkin
tidak,pasti tidak)
f.
Suasana
pemakai, saat pembelian dan frekuensi pembelian. Siapa yang akan menggunakan
produk itu dan kapan serta berapa sering produk tersebut akan digunakan ?
4.
Pengembangan
strategi pemasaran (marketing Strategy development)
Untuk
memperkenalkan konsep produk baru tersebut, manajer produk baru menyusun
strategi yang tepat, yaitu strategi penempatan produk, peningkatan hasil
penjualan , pangsa ppasar dan sasaran laba yang akan dicapai.
5.
Analisis
bisnis (bussiness Analysis)
Setelah
mengembangkan konsep produk dan strategi pemasaran, manajemen dapat
mengevaluasi daya tarik dari usulan.
Manajemen
juga memerlukan proyeksi penjualan, biaya yang diperlukan, dan laba yang akan
dicapai. Semua itu harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan
Pada
analisis bisnis terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu sebagai
berikut.
a.
Prakiraan
penjualan (estimating sales)
Untuk
memperoleh keuntungan yang memuaskan, manajemen memperkirakan penjualan yang
cukup tinggi. Metode memprakirakan penjualan ini bergantung pada seberapa
sering produk tersebut dibeli konsumen. Bisa sekali, beberapa kali tetapi tidak
sering, atau prosuk yang dibeli dalam frekuensi tinggi.
Berikut
ini gambar daur hidup penjualan produk untuk tiga tipe penjualan
Sales sales sales
Frequently purchased product
|
One-time purchased product
|
Infrequently purchased product
|
Keterangan :
Pertama, produk yang dibeli satu kali,
mula – mula kurvanya baik setelah sampai tingkat puncak kepuasan , pembelian
produk menurun dengan tajam
Kedua, produk yang dibeli terus
meningkat, tetapi setelah sampai pada tingkat puncaknya, pembelian produk
semakin menurun walaupun tidak tajam seperti pada gambar pertama. Hal ini
sebagai akibat adanya usaha mengembangkan proud tersebut
Ketiga, produk yang sering dibeli,
terlihat pada gambar ketiga, yaitu pada barang – barang konsumsi dan barang
industri tidak tahan lama. Kurvanya agak berbeda dengan kurva yang pertama dan
kedua
Pembelian pertama meningkat tajam
sekali, tetapi segera turun sekalipun tidak terlalu tajam sebagai usaha
meningkatkan kualitas dan berbagai cara yang memberikan kepuasan kepada
konsumen
b.
Memprakirakan
penjualan perdana
c.
Memprakirakan
penjualan penggantian
d.
Memprakirakan
biaya dan laba yang akan diperoleh
e.
Memprakirakan
biaya dan laba yang akan diperoleh ini . ada beberapa hal yang perlu
diprakirakan yaitu :
· Hasil penjualan
yang akan dicapai
· Harga pokok
penjualan
· Biaya yang
diperlukan, termasuk biaya pengembangan
· Laba kotor dan
laba bersih yang akan diperoleh
6.
Pengembangan
produk (product development)
Setelah
dianalisis kemungkinan – kemungkinannya secara teoritis dan dapat diterima,
dikembangkan secara fisik produk tersebut. Ada 3 langkah yang perlu dilakukan
yaitu sebagai berikut.
a.
Pembuatan
prototype dengan 3 persyaratan
a)
Dipandang
konsumen sebagai perwujudan atribut – atribut pokok seperti produk sebelumnya
b)
Bekerja
dengan aman dalam keadaan dan penggunaan yang normal
c)
Dapat
dilaksanakan oleh pabrik sesuai dengan anggaran yang tersedia
b.
Pengujian
fungsional, yaitu pengujian untuk mengetahui apakah produk tersebut benar –
benar berfungsi secara efektif dan aman bagi konsumen
c.
Pengunjian
konsumen, yaitu mencoba konsumen untuk memperoleh tanggapan konsumen. Pengujian
ini dilakukan sebelum dites di pasar, tetapi dapat dites di pabrik, rumah atau
kantor.
7.
Pengujian
pasar (market testing)
Uji
pemasaran dilakukan setelah produk mendapat tanggapan dari konsumen dan
berfungsi aman. Setelah diberi kemasan dan merk, produk dibawa ke pasar untuk
dites guna mendapatkan informasi mengenai pembeli, penyalur, efektivitas
prgrampemasaran, potensi pasar dan lain lain. Proses pengujian pasar bergantung
pada biaya dan resiko penanaman modal, keterbatasan waktu dan biaya penelitian.
Kadang – kadang perusahaan merasa tidak perlu melakukan uji pemasaran ini. Dalam
pengujian pasar sangat diperlukan wawasan dan kemampuan manajer pemasaran atau
tenaga peneliti. Bebapa kemungkinan yang dapat terjadi atas pengujian pasar ini
, yaitu sebagai berikut :
a.
Pengujian
pasar barang konsumsi, yaitu bagaimana pembelian ulang yang petama , penerimaan
dan frekuensi pembelian konsumen
Metode
pengujian pasar untuk barang konsumsi terdiri atas beberapa tahap berikut :
1)
Penelitian
gelombang penjualan, yaitu menawarkan pada konsumen yang sama dengan produk
perusahaan atau produk milik pesaing, beberapa kali dan melihat tingkat
kepuasan konsumen terhadap produk tersebut
2)
Teknik
toko tiruan, yaitu uji coba dengan membandingkan jumlah produk yang diiklankan
perusahaan dibeli dibandingkan dengan produk yang diiklankan pesaing pada toko
tertentu.
3)
Uji
coba pemasaran terkendali, yaitu uji coba pada toko secara terkendali langsung
diawasi oleh perusahaan (berdasarkan perjanjian)
4)
Pasar
percobaan, melakukan kerjasama dengan perusahaan yang khusus menangani uji
pasar ini, menempatkan produk pada beberapa lokasi atau wilayah yang langsung
diteliti oleh penelii khusus tersebut
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pengujian pasar barang konsumsi perusahaan pada hakikatnya memperoleh hal hal
berikut
1)
Menemukan
kelompok segmen pasar yang potensial dan kurang potensial, serta tidak
potensial
2)
Menemukan
bagaimana sebaiknya promosi dilakukan untuk menarik konsumen sebanyak mungkin
3)
Meramalkan
prospek masa depan produk tersebut
4)
Mengetahui
bagaimana prospek produk tersebut jika dibandingkan dengan produk pesaing
5)
Faktor
paling dominan yang mempengaruhi selera atau tanggapan konsumen terhadap produk
tersebut.
b.
Pengujian
pasar barang industri.barang konsumsi dapat diuji di laboratorium dan
dilanjutkan di pasar
Pengujian
dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut
1)
Uji
penggunaan produk, yaitu dengan menawarkan kepada beberapa pembeli (bisa
dirumah) atau ditempat lain yang dianggap potensial dan melihat reaksinya.
2)
Melalui
pameran dagang
3)
Melalui
ruang pamer pada ditributor dan penyalur
4)
Pasar
percobaan atau pasar terkendali
Tujuan uji pasar (test marketing) adalah
:
1)
Mengurangi
resiko kegagalan ditingkat nasional
2)
Menghadapi
produk – produk pesaing dalam situasi sebenarnya
3)
Membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan, apakah menghentikan gagasan produk,
mengubahnya atau memperkenalkan ke pasar
4)
Meningkatkan
produktivitas dan bauran pemasaran.
8.
Tahap
Komersialisasi (comercialization)
Tahap
ini merupakan tahap peluncuran produk ke pasar dengan program pemasaran dalam
skala penuh
Kewajiban
manajemen dalam tahap ini, yaitu menjawab pertanyaan berikut
a.
Kapan
kita mulai memasarkan produk (when) ?
b.
Ke
daerah mana kita memasarkan produk tersebut (where) ?
c.
Kepada
siapa kita memasarkan produk tersebut (to whom)?
d.
Bagaimana
kita memasarkan produk tersebut (how)?
Beberapa perusahaan mendukung
diperlukannya uji coba pemasaran dan ada pula yang menyatakan tidak perlu
Beberapa pertimbangan diperlukannya test
market :
a.
Potensi
penjualan sukar diramalkan
b.
Ketidakpastian
penerimaan terhadap konsep produk tersebut
c.
Memproduksi
dalam skala penuh
d.
Rekayasa
kemasan
Alasan untuk tidak melakukan test market
:
a.
Biaya
yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan resiko kegagalan
b.
Produk akan memiliki siklus yang singkat
c.
Karena
harga, kemasan, dan promosi lain sudah cukup meyakinkan konsumen
C.
Syarat
keberhasilan pengembangan produk baru
Pengembangan produk baru yang berhasil dengan syarat
beikut
1.
Berpusat
pada pelanggan
Pengembangan
produk baru harus berpusat pada pelanggan. Artinya, pengembangan produk baru
yang berfokus pada menemukan cara baru untuk memecahkan masalah pelanggan dan
memberikan pengalaman yang lebih memuaskan kepada pelanggan.
Berdasarkan
hasil penelitian (sebagaimana yang diungkapkan Kotler dan Armstrong),
pengembangan produk baru yang berhasil adalah memiliki diferensiasi memecahkan
masalah utama pelanggan dan menawarkan preposisi nilai pelanggan yang menarik.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk baru yang berpusat pada
pelanggan dimulai dan di akhiri dengan memecahkan permasalahan pelanggan
2.
Pengembangan
produk berdasarkan Tim
Pengembangan
produk baru berdasakan tim, artinya pendekatan untuk pengembangan produk baru,
yaitu berbagai departemen bekerjasama secara erat, melewati beberapa tahapan
dalam proses pengembangan produk baru untuk menghemat waktu dan meningkatkan
efektivitas
Tim
ini biasanya meliputi departemen pemasaran, keuangan, desain, produksi,
pemahaman pelanggan
Peusahaan
yang melakukan pengembangan poduk baru yang berpusat pelanggan dengan
mengembangkan produk baru berdasarkan tim akan mendapatkan keunggulan
kompetitif yang sangat menguntungkan.
3.
Pengembangan
produk baru yang sistemais
Pengembangan
produk baru tersebut hendaknya dilakukan secara kualistik dan sistematik
Perusahaan
dapat menggunakan sistem manajemen, motivasi, untuk mengumpulkan, meninjau,
mengevaluasi dan mengatur produk baru
D.
Stretegi
Siklus Hidup Produk
Siklus hidup produk (product life cycle) adalah
pengalaman penjualan dan keuntungan produk slama masa hidup mencakup lima tahap
yang berbeda , yaitu pengembangan produk, pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan
dan penurunan.
Siklus hidup (product life cycle) memiliki 5 tahap
yaitu, sebagai berikut
Penjualan
dan
Keuntungan
(Rp)
|
waktu
|
Pengembangan
produk
|
Pengenalan
|
pertumbuhan
|
penurunan
|
penjualan
|
laba
|
kedewasaan
|
Kerugian
Investasi (Rp)
|
Penjelasan :
1.
Pengembangan
produk dimulai ketika perusahaan menemukan dan mengembangkan ide produk baru.
Selama pengembangan produk, penjualan masih Nol dan biaya investasi perusahaan
menumpuk
2.
Pengenalan
adalah periode yang menunjukan lambatnya pertumbuhan pada saat produk
diperkenalkan di pasar. Keuntungan tidak terjadi pada tahap ini karena
pengeluaran yang besar untuk memperkenalkan produk
3.
Pertumbuhan
merupakan period penerimaan dengan cepat oleh pasar dan peningkatan keuntungan
4.
Kedewasaan
adalah periode melambatnya pertumbuhan penjualan karena produk telah diterima
oleh sebagian besar pembeli potensial. Tingkat keuntungan tidak berada di
puncak atau menurun karena meningkatnya pengeluaran pemasaran untuk
mmpertahankan produk dalam persaingan
5.
Penurunan
merupakan periode ketika penjualan mulai menurun dan keuntungan jatuh
Tidak semua produk mengikuti siklus
hidup produk ini. Ada poduk yang baru diperkenalkan gugur dengan cepat, ada
pula yang berada pada tahap kedewasaan untuk waktu yang lama sekali. Beberapa
memasuki tahap penurunan dan kemudian memasuki siklus lagi dalam tahap
pertumbuhan melalui promosi atau reposisi yang kuat. Tampaknya merek yang diatur
dengan baik dapat hidup selamanya. Salah satu merk yang panjang umur adalah
coca cola
Dalam keputusan pengembangan produk dan
jasa harus dipertimbangkan pula tanggung jawab sosial perusahaan, meliputi
masalah kebijakan publik dan peraturan yang melibatkan tindakan meraih atau
membuang produk, perlindungan hak paten kualitas dan keamanan produk, dan
jaminan produk.
2.
PRODUK DAN
STRATEGI PENENTUAN MEREK
A.
Pengertian
Produk
Manusia memenuhi kebutuhan dan keinginan
mereka dengan barangdan jasa. Produk menurut Philip Kotler adalah: “segala
sesuatu yangditawarkan ke pasar untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan”(1997:52). Basu Swastha dan Irawan, menyatakan bahwa produk adalah:”suatu
sifat kompleks, baik dapat diraba maupun tidak diraba, termasukbungkus, warna,
harga, prestise perusahaan, pelayanan pengusaha danpengecer, yang
diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dankebutuhan” (1990:165).Fandy
Tjiptono mengartikan produk sebagai: “segala sesuatu yangditawarkan produsen
untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan/dikonsumsi pasar sebagai
pemenuh kebutuhan/keinginan pasaryang bersangkutan” (1999:95). Produk yang
ditawarkan tersebut meliputi:barang fisik, jasa, orang/pribadi, organisasi, dan
ide. Secara lebih rinci,konsep produk meliputi: barang, kemasan, merk, warna,
label, harga,kualitas, pelayanan dan jaminan.Selama ini banyak penjual
melakukan kesalahan dengan memberikanperhatian lebih banyak pada produk fisik
daripada manfaat yangdihasilkan dari produknya. Mereka menempatkan diri lebih
dari sebagaipenjual daripada memberikan pemecahan kebutuhan. Padahal
perusahaanharus berpusat pada kebutuhan pelanggan, bukan hanya pada
keinginanyang sudah ada. Hal ini dikarenakan produk merupakan alat untuk memecahkan masalah konsumen.
B. Tingkat Produk
Tingkat produk dapat digambarkan sebagai berikut
produk tambahan
Pengiriman pelayanan
Dan purnajual
Penialian
Instalasi jaminan
|
Produk
actual
Nama fitur
Merek
Tingkat
Kualitas desain
kemasan
|
Manfaat
inti
|
Penjelasan
:
Dari gambar tersebut terdapat tiga produk yaitu
sebagai berikut
1.
Tingkat
yang paling dasar adalah manfaat inti yaitu sesuatu yang benar benar dapat di
rasakan konsumen dari produk tersebut . contohnya , sabun mandi sampai sejauh
mana kebersihan badan dirasakan oleh konsumen dari sabun mandi ini
2.
Produk
actual , yaitu karakter yang dimiliki produk , seperti fitur , nama merek
desain, tingkat kualitas kemasan dan lain lain. Contoh nama merek sabun “LUX”
3.
Produk
tambahan atauyang disempurnakan , yaitu kelengkapan dan penyempurnaam produk
inti seperti pelayanan purnajual , cara pengirimannya , dan lain lain
C.
Klasifikasi
produk
Klasifikasi
produk biasanya dilakukan berdasarkan beberapa sudut pandang, namun secara umum produk
dapat dibagi 2 yaitu:
a.
Barang
Barang
menurut Fandy Tjiptono adalah “produk yang berwujud fisik sehingga dapat bisa dilihat, disentuh, dirasa,
dipegang, disimpan, dan
perlakuan fisik lainnya” (1999:98). Ditinjau dari daya tahannya, terdapat dua macam barang yaitu:
1)
Barang tahan lama (durable goods). Merupakan barang berwujud yang biasanya bisa tahan lama
dengan banyak pemakaian, atau umur
ekonomisnya untuk pemakaian normal satu tahun atau lebih.
Contoh:
lemari es dan televisi.
2)
Bahan tidak tahan lama (non durable goods). Merupakan barang berwujud yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu kali pemakaian,
atau umur ekonomisnya dalam pemakaian normal
kurang
dari sattu tahun. Contoh: sabun mandi dan makanan.
b.
Jasa
Jasa
menurut Philip Kotler adalah “setiap tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada
pihak lain. Pada dasarnya jasa tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun” (1992:45). Produk jasa mungkin
berkaitan dengan produk fisik atau
tidak. Produk juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan konsumennya dan untuk
apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini Fandy Tjiptono mengklasifikasikan produk
menjadi:
a.
Barang Konsumen
Barang
Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir (individu atau rumah
tangga), dan bukan untuk kepentingan
bisnis, barang konsumen dapat dibedakan
menjadi empat
jenis
yaitu:
1)
Convenience Goods
Convenience
Goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi
(sering dibeli), dibutuhkan
dalam waktu segera dan memerlukan usaha yang
minimum
dalam perbandingan dan pembelianya. Contohnya: rokok,
sabun mandi, pasta gigi, dan permen.
2)
Shooping Goods
Shooping
goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembelianya, dibandingkan oleh
konsumen diantara berbagai alternatif
yang tersedia. Kriteria pembanding meliputi harga,
kualitas,
dan model masing-masing. Contohnya: alat rumah tangga, pakaian, dan kosmetik.
3)
Speciality goods
Speciality
goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana
sekelompok konsumen bersedia
melakukan usaha khusus untuk membelinya. Umumnya jenis
barang ini terdiri atas barang-barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik, seperti
mobil jaguar dan pakaian desain terkenal.
4)
Unsought goods
Unsought
goods adalah barang yang tidak diketahui oleh konsumen atau kalaupun sudah
diketahui oleh konsumen, konsumen
belum tentu tertarik untuk membelinya. Contohnya:
batu
nisan, ensiklopedi, dan tanah pekuburan.
b.
Barang industri
Barang
industri adalah barang yang di konsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen
bisnis). Barang industri digunakan
untuk
keperluan selain di konsumsi langsung yaitu: untuk diolah menjadi barang lain atau untuk dijual
kembali. Barang industri dapat
dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu:
1)
Material and part
Merupakan
barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam
produk jadi. Kelompok ini dibagi menjadi dua kelas yaitu bahan baku serta bahan jadi dan
suku cadang.
2)
Capital Items
Merupakan
barang tahan lama (long Lasting) yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau
mengelola produk jadi. Capital
items dibagi menjadi dua kelompok yaitu instalasi (meliputi bangunan dan peralatan
kantor).
3)
Supplies and service
Merupakan
barang yang tidak tahan lama serta jasa yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau
mengelola keseluruhan produk
jadi (1999:98-101).
D.
BARANG
INDUSTRI
Barang industry adalah barang barang yang dibeli untuk
diproses lebih lanjut atau dipergunakan dalam menjalankan bisnis.
Ini artinya barang industry
ini diproduksi untuk membuat barang lain untuk diproduksikan
Klasifikasi barang industri
1.
Barang
suku cadang , yaitu barang barang yang seluruhnya masuk dalam produk jadi
2.
Barang
modal yaitu barang barang berat atau barang modal
3.
Perbekalan
dan pelayanan
4.
Keputusan
produk dan jasa
Atribut Produk
|
Penetapanmerek
|
Kemasan
|
Pelabelan
|
Jasa pendukung produk
|
Gambar
Keputusan produk perseorangan
Penjelasan
E.
Atribut Produk
Produk
akan berhasil apabila memiliki atribut-atribut yang sesuaidengan yang
diharapkan oleh konsumen. Atribut produk menurut IndriyoGito Sumarno adalah
“suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produkyang menjamin agar produk
tersebut dapat memenuhi kebutuhan dankeinginan yang diharapkan pembelinya”
(1994:188).Atribut produk menurut Fandy Tjiptono adalah “unsur-unsur produkyang
dipanndang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilankeputusan
pembelian” (1999:103). Atribut produk secara umum meliputi:
a.
Desain Produk
Indriyo
Gito Sumarno menyatakan bahwa “desain atau bentukproduk merupakan atribut yang
sangat penting untuk mempengaruhikonsumen agar mereka tertarik dan kemudian
membelinya”(2000:192).
Dalam praktiknya kita dapat melihat bahwa desain produkdari merek tertentu,
berbeda dengan desain produk yang sama namunmerek yang berbeda.
Mark
Gobe menyatakan bahwa “desain produk yang baik harusdapat memberikan
pengalaman
sentuhan yang menyenangkan bagipelanggan” (2005:7). Gobe meyakini bahwa “ dalam
membeli sesuatukonsumen tidak hanya memerlukan infomasi mengenai produk,mereka
cenderung menyentuh produk untuk proses evaluasi”
(2005:97).
b.
Warna produk
Penglihatan
merupakan indera yang utama bagi manusiia dalammengeksploitasi dan memahami
dunia. Warna merupakan elemenpenting dalam desain grafis yang memiliki pengaruh
besar terhadappenglihatan audiens. Pada suatu produk, warna adalah
elemen pentingyang dilihat pertama kali oleh audiens. Warna juga
merupakan halyang menjadi pertimbangan kualitas suatu produk.Marc Gobe menyatakan
bahwa secara umum warna
warnamemiliki
efek psikologis atau emosi sebagai berikut:
1)
Warna yang memiliki gelombang panjang berarti memprovokasi.
Warna-warna
yang memiliki gelombang panjang antara lain warna merah
dan kuning. Warna merah sebagai warna yang palingmerangsang, akan menarik
perhatian mata lebih cepat dibandingwarna lain. Warna kuning, berada di tengah
gelombang cahayayang dapat dideteksi oleh mata, karena warna kuning
menjadiwarna yang paling cerah dan mudah menarik perhatian. Warnawarnaseperti
ini cocok untuk produk-produk yang membutuhkanlebih seperti garis polisi.
2)
Warna yang memiliki gelombang pendek berarti menenangkan,antara lain biru dan
hiaju. Warna biru mempunyai sifat yangmenyegarkan dan memberi rasa rileks.
Sedangkan warna hijaumemberi kesan sejuk dan alami (2005:84-85).
c.
Merek
Merek
menurut Philip Kotler dan A.B. Susanto (2001;575) adalah“nama, istilah, simbol,
atau rancangan, atau kombinasi dari hal-haltersebut yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang atau jasadari seseorang atau sekelompok penjual dan
untuk membedakannya dengan
pesaing-pesaing”. David Baker dan Fandy Tjiptono (1999:105)menyatakan bahwa
“merek berbeda dengan produk”. Produk adalah
sesuatu
yang dihasilkan oleh pabrik, sedang merek adalah sesuatu yang dibeli konsumen. Produk bisa lebih
dengan mudah ditiiru pesaing,
sedang
merek memiliki keunikan yang relative sukar ditiru atau dijiplak. Istilah merek (brand)
mempunyai pengertian yang luas. The American Marketing Association dalam
Basu Swastha merumuskan
sebagai
berikut:
1)
Brand adalah nama, istilah, symbol, atau desain atau kombinasi yang dimaksudkan untuk memberi
tanda barang atau jasa dari seseorang
penjual atau sekelompok penjual dan untuk
membedakannya
dari barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing.
2)
Brand name terdiri atas kata-kata, huruf, dan atau angka-angka yang dapat diucapkan.
3)
Brand mark adalah bagian dari merek yang dinyatakan dalam bentuk symbol,desain, atau
warna atau huruf tertentu.
4)
Trade mark adalah merek yang dilindungi oleh undang-undang karena sudah didaftarkan kepada
pemerintah dan perusahaan mempunyai
hak tunggal untuk menggunakannya (1984:135).
Merek
menurut Fandy Tjiptono memilki beberapa tujuan, yaitu:
1)
Identitas. Merek bermanfaat untuk membedakan produk suat perusahaan
dengan produk pesaingnya.
Merek juga bermanfaat untuk
memudahkan konsumen mengenali produk saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.
2)
Alat promosi. Merek bermanfaat sebagai alat daya tarik produk.
3)
Membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas serta prestise tertentu
kepada konsumen.
4)
Mengendalikan pasar (1999:106).
Merek
yang digunakan oleh suatu perusahaan tidak bisa sembarangan,
karena merek dapat menentukan persepsi konsumen terhadap
produk. Merek yang baik menurut Fandy Tjiptono harus memenuhi beberapa syarat sebagai
berikut:
1)
Merek harus khas atau antik.
2)
Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaiannya.
3)
Merek harus menggambarkan kualitas produk.
4)
Merek harus mudah diucapkan, dikenali dan diingat.
5)
Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produkproduk baru yang mungkin ditambahkan ke
dalam lini produk (1998:108).
d.
Kemasan
Pengemasan
(packaging) menurut Basu Swastha (1984:139) adalah "kegiatan-kegiatan umum dalam
perencanaan barang yang melibatkan
penentuan
desain dan pembuatan bungkus atau kemasan bagi suatu barang". Fandy Tjiptono
menyatakan bahwa: “pengemasan, berkaitan
dengan
perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk” (1999:106). Fandy Tjiptono menyatakan bahwa
pemberian kemasan pada produk
memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1)
Pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya dan sebagainya.
2)
Memberikan kemudahan dalam penggunaan (operation), misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat
pemegang dan sebagainya.
3)
Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali atau untuk wadah
lain.
4)
Memberi daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warna, bentuk maupun desainnya.
5)
Identitas produk (image), misalnya berkesan kokoh, awet, lembut, dan mewah.
6)
Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung dan ditangani.
7)
Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi, pemakaian dan kualitas.
8)
Cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang (1999:106).
Pemberian
kemasan suatu produk biasanya disertai strategi tertentu.
Basu Swastha menyatakan
bahwa kemasan produk meliputi masalah-masalah
sebagai berikut:
1)
Perubahan Bungkus
Perubahan
bungkus suatu produk umumnya untuk melakukan
perubahan
produk, yaitu adanya penurunan penjualan dan usaha untuk memperluas pasar. Kemasan
baru juga diharapkan dapat memberikan
sumbangan untuk promosi perusahaan.
2)
Pembungkus Produk Line
Perusahaan
kadang mengadakan pembungkusan untuk beberapa jenis
barang dalam kelompok yang sama yang disebut
pembungkusan
kelompok (family packaging). Strategi ini sama dengan strategi merek kelompok.
3)
Pembungkusan yang dapat digunakan lagi
Strategi
penggunaan bungkus kembali biasanya digunakan untuk mendorong pembelian ulang. Strategi
ini banyak dipakai pada produk
kebutuhan rumah tanga dan produk makanan.
4)
Pembungkusan Ganda
Perusahaan
yang menggunakan strategi ini memakai satu kemasan untuk membungkus beberapa satuan barang,
seperti rokok, Iilin, dan
kok ( l984:141).
e.
Pemberian label
Label
menurut Basu Swastha adalah “bagian dari sebuah barang yang berupaya keterangan
(kata-kata) tentang barang tersebut atau
penjualnya”
(1984:44). Label bisa merupakan bagian dari kemasan atau merupakan etiket (tanda
pengenal) yang dicantelkan pada produk.
Misalnya
tulisan “hanya untuk dewasa” pada kemasan obat. Stanton
dalam Fandy Tjiptono membagi label menjadi tiga macam yaitu:
1)
Brand Label, yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan.
2)
Descriptive Label, yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai penggunaan,
konstruksi/pembuatan, perawatan/perhatian
dan
kinerja produk serta karakteristik
karakterisrik
lainya yang berhubungan
dengan produk
3)
Grade Label, yaitu label yang mengidentifikasikan penilaian kualitas produk dengan huruf, angka
atau kata (1990:107).
f.
Harga produk
Harga
menurut Basu Swastha adalah “jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah
kombinasi dari barang beserta pelayanannya” (1990:65). Harga sering digunakan konsumen
sebagai indikator penentuan
harga.
Konsumen akan memilih barang yang harganya lebih murah, meski selisihnya sedikit untuk
barang yang menurut memreka memiliki
kualitas yang sama. Konsumen kadang juga memilih barang yang lebih mahal untuk jenis barang
yang sama dengan mengharapkan
kualitas
yang lebih. Pada
umumnya perusahaan menentukan harga dengan
mempertimbangkan
biaya yang dikeluarkan dan keuntungan yang
diharapkan,
Basu Swastha menyatakan bahwa: “harga ditetapkan untuk
mendapatkan laba maksimum, mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau
pengembalian pada penjualan bersih,
mencegah
atau mengurangi persaingan dan mempertahankan atau memperbaiki market share”
(1984:148-149).
g.
Kualitas produk
Perusahaan
selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen
dengan
menawarkan produk yang berkualitas. Produk yang berkualitas adalah produk yang memiliki manfaat
bagi konsumennya. Philip Kotler
menyatakan bahwa: “kualitas adalah keseluruhan sifat serta ciri
dari
suatu produk/pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/tersurat”
(1997:24). MC.
Cartny dan Philip Kotler menyatakan bahwa “kualitas merupakan salah satu atribut produk yang
dipertimbangkan konsumen saat
memilih
suatu produk” (1998:88) Fandy Tjiptono menyatakan ada beberapa faktor yang
digunakaan untuk
menilai kualitas produk, yaitu:
1)
Kinerja (Performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product)
yang dibeli.
2)
Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.
3)
Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai.
4)
Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh mana karakteristik
desain dan operasi memenuhi standar-standar
yang ditetapkan sebelumnya.
5)
Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan. Dimensi
ini mencakup umur teknis maupun
umur ekonomis produk.
6)
Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi serta penangan
keluhan yang memuaskan. Misalnya
tersedia hotline service yang menangani keluhan pelanggan.
7)
Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indra, misalnya: bentuk fisik dan warna yang menarik
serta model/desain yang
artistik
(1997:25-26).
g.
Saat ini produk apapun
tidak lepas dari unsur jasa/pelayanan, baik
itu
jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap. Produk inti umumnya sangat bervariasi, tetapi
layanan pelengkapnya memiliki kesamaan. Fandy Tjiptono
menyatakan bahwa layanan pelengkap terdiri dari: “informasi,
konsultasi, order taking (pemesanan), hospitality (pelayanan), care taking (perhatian
pada barang bawaan dan belanjaan),
exceptions (permintaan khusus), billing (pengajuan rekening), dan pembayaran”
(1999:98).
i.
Jaminan
Jaminan
menurut Fandy Tjiptono adalah “janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya
kepada konsumen, dimana konsumen
akan memberi ganti rugi bila produknya tidak dapat berfungsi seperti apa yang
diinginkan/diharapkan” (1999:108).Jaminan bisa meliputi
kualitas produk, reparasi, dan atau ganti rugi(uang kembali/produk ditukar).
Jaminan sendiri ada yang bersifat
tertulis
dan ada pula yang tidak tertulis. Sekarang jaminan sering dimanfaatkan sebagai aspek promosi,
terutama produk tahan lama.
BAB III
KESIMPULAN
Pemasaran adalah suatu proses dan
manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk
yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut
penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen. Pemasaran
merupakan suatu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para perusahaan
baik itu perusahaan barang atau pun perusahaan jasa dalam rangka mengembangkan
usahanya, untuk memperoleh laba, serta untuk mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya tersebut.dalam pemasaran PENGEMBANGAN PRODUK BARU DAN DAUR
HIDUP PRODUK sangat penting yang terdiri dari Pengertian
Pengembangan Produk Baru ,Proses
pengembangan Produk Baru ,Syarat
keberhasilan pengembangan produk baru ,Stretegi Siklus
Hidup Produk dan juga mengenai PRODUK DAN STRATEGI PENENTUAN MEREK
juga sangat mempengaruhi dalam pemasaran yang diantaranya menyangkut Pengertian produk ,Tingkat produk ,Klasifikasi produk ,Klasifikasi barang konsumsi ,Klasifikasi barang industry dan Keputusan produk dan jasa semuanya sangat mempengaruhi dalam hal
pemasaran yang dilakukan seseorang individu maupn kelompok
kok gak berisi daftar pustakanya
BalasHapus